Ilmu syar’i memiliki kehormatan. Siapa pun tidak akan beruntung mendapatkan bagian darinya tanpa merealisasi kehormatan tersebut.
Ilmu syar’i memiliki kehormatan dan takzim pada aspek menuntutnya, berinteraksi dengan para pengkajinya, para pengajarnya, referensi, tatacara mendeskripsikan (tema-temanya), juga komitmen dalam menjalankan seluruh konsekuensinya.
Maka siapa pun yang menelantarkan satu dari kehormatan tersebut berarti ia tengah menutup satu jalan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Dr. Sulthan al-Umairiy